Sabtu, 11 Agustus 2012

Pengaruh Wajah

Masalah datang kapan saja dan kepada siapa saja. Yang cantik punya masalah, yang jelek sudah jelas punya masalah.
           Itu gue kutip dari tweet salah satu followers gue. Kalo diperhatikan lama-lama, gue rasa tweet ini ada benarnya juga. Yang mengganjal disini adalah kalimat terakhir. Yang cantik punya masalah, yang jelek sudah jelas punya masalah. Menurut gue, dia ini punya pandangan berbeda antara kedua orang yang punya masalah itu, si cantik dan si jelek.
            Baiklah, abaikan pendapat gue tadi.
Ngomong-ngomong soal cantik dan jelek, usut punya usut wajah dijaman sekarang juga menentukan nasib dan kehidupan seseorang kedepannya.
Ambil contoh deh:
Kalo biasanya cewek bilang, “Aku suka deh cowok yang bisa main gitar.” BOHONG! Gue berani jamin itu cuman akal-akalan dia aja, biar tipe cowoknya gak dibilang rendahan. Gak mungkin banget dia suka cowok main gitar yang mukanya kayak kambing!
Contoh lain, karyawan.
Disebuah perusahaan ada penerimaan karyawan yang menyertakan syarat-syarat khusus, seperti pendidikan, tinggi badan, umur, dan sebagainya. Ketika kita mendaftar dan dapat memenuhi persyaratan, belum tentu kita diterima langsung begitu aja. Ada faktor wajah juga. Bayangin deh, lo pengen kerja di Bank, persyaratan memenuhi, tapi muka mirip zombie? Gimana mau menarik minat client?
Contoh lagi, model.
Ini udah jelas, gak mungkin banget orang-orang memilih model badannya seksi, tinggi ramping, tapi wajahnya mirip Anoa. Jangan-jangan waktu lo jalan di catwalk disangka, binatang Ragunan yang lepas. Hiii…amit-amit!
Contoh satu lagi, pramusaji.
Walau wajah bukan prioritas pertama, tapi tetep aja wajah yang dianggap lumayan yang diterima bekerja disebuah restoran. Gue gak kebayang kalo ke restoran yang pramusajinya terampil dalam menyajikan masakan tapi wajahnya mirip Voldemort. Bisa-bisa banyak yang muntah ditempat.
Kalau dalam kehidupan sinetron kita bisa lihat bagaimana si pembantu orang cantik, pasti dianggap jelek. Atau kalau dalam kehidupan nyata dibilang kayak gini, yang jelek dianggap pembantu.
Ada orang jelek turun dari mobil mewah, dia dikira supir padahal itu punya dia sendiri. Kalo orang jelek berbuat jelek, pasti dibilang cerminan dari wajahnya. Kalo orang jelek pengen punya pacar, pasti disuruh ngaca dulu.
Kasihan banget sama orang jelek ini, dia selalu dipandang sebelah mata.
Kalau ditanya gue termasuk orang yang golongan cantik atau jelek, sudah pasti gue akan menjawab: gue orang jelek. Karena itu sudah fakta, gue gak mungkin lari dari takdir gue(sedot ingus).

Bersyukurlah karena Tuhan menganugerahkan kita punya pandangan yang berbeda satu sama lain. Jadi, bagi yang jelek jangan berkecil hati karena pasti ada aja orang yang menganggap lo cantik walaupun spesiesnya Cuma sedikit. Kalau kata D-Massive(gue gak tau tulisannya bener apa gak) Syukuri apa yang ada.
Dan untuk yang cantik, jangan sombong. Kalau cantik, tapi manner dan attitudenya jelek sama aja kayak buka puasa tanpa nasi, punya pacar serasa gak punya pacar.

Ini gue ambil beberapa sample orang jelek. Tolong, jangan dikira ini hewan yang lepas atau gue curi dari kebun binatang. Ini juga bukan jenglot!
Maaf banget, gue khilaf.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar