Masalah datang kapan saja dan kepada siapa saja. Yang cantik punya masalah, yang jelek sudah jelaspunya masalah.
Itu
gue kutip dari tweet salah satu followers gue. Kalo diperhatikan lama-lama, gue
rasa tweet ini ada benarnya juga. Yang mengganjal disini adalah kalimat
terakhir. Yang cantik punya masalah, yang jelek sudah jelas punya masalah.
Menurut gue, dia ini punya pandangan berbeda antara kedua orang yang punya
masalah itu, si cantik dan si jelek.
Baiklah, abaikan pendapat gue tadi.
Ngomong-ngomong
soal cantik dan jelek, usut punya usut wajah dijaman sekarang juga menentukan
nasib dan kehidupan seseorang kedepannya.
Ambil
contoh deh:
Kalo
biasanya cewek bilang, “Aku suka deh cowok yang bisa main gitar.” BOHONG! Gue
berani jamin itu cuman akal-akalan dia aja, biar tipe cowoknya gak dibilang
rendahan. Gak mungkin banget dia suka cowok main gitar yang mukanya kayak
kambing!
Contoh
lain, karyawan.
Disebuah
perusahaan ada penerimaan karyawan yang menyertakan syarat-syarat khusus,
seperti pendidikan, tinggi badan, umur, dan sebagainya. Ketika kita mendaftar
dan dapat memenuhi persyaratan, belum tentu kita diterima langsung begitu aja.
Ada faktor wajah juga. Bayangin deh, lo pengen kerja di Bank, persyaratan
memenuhi, tapi muka mirip zombie? Gimana mau menarik minat client?
Contoh
lagi, model.
Ini
udah jelas, gak mungkin banget orang-orang memilih model badannya seksi, tinggi
ramping, tapi wajahnya mirip Anoa. Jangan-jangan waktu lo jalan di catwalk
disangka, binatang Ragunan yang lepas. Hiii…amit-amit!
Contoh
satu lagi, pramusaji.
Walau
wajah bukan prioritas pertama, tapi tetep aja wajah yang dianggap lumayan yang
diterima bekerja disebuah restoran. Gue gak kebayang kalo ke restoran yang
pramusajinya terampil dalam menyajikan masakan tapi wajahnya mirip Voldemort.
Bisa-bisa banyak yang muntah ditempat.
Kalau
dalam kehidupan sinetron kita bisa lihat bagaimana si pembantu orang cantik,
pasti dianggap jelek. Atau kalau dalam kehidupan nyata dibilang kayak gini,
yang jelek dianggap pembantu.
Ada
orang jelek turun dari mobil mewah, dia dikira supir padahal itu punya dia
sendiri. Kalo orang jelek berbuat jelek, pasti dibilang cerminan dari wajahnya.
Kalo orang jelek pengen punya pacar, pasti disuruh ngaca dulu.
Kasihan
banget sama orang jelek ini, dia selalu dipandang sebelah mata.
Kalau
ditanya gue termasuk orang yang golongan cantik atau jelek, sudah pasti
gue akan menjawab: gue orang jelek. Karena itu sudah fakta, gue gak
mungkin lari dari takdir gue(sedot ingus).
Bersyukurlah
karena Tuhan menganugerahkan kita punya pandangan yang berbeda satu sama lain.
Jadi, bagi yang jelek jangan berkecil hati karena pasti ada aja orang yang
menganggap lo cantik walaupun spesiesnya Cuma sedikit. Kalau kata D-Massive(gue
gak tau tulisannya bener apa gak) Syukuri apa yang ada.
Dan
untuk yang cantik, jangan sombong. Kalau cantik, tapi manner dan attitudenya
jelek sama aja kayak buka puasa tanpa nasi, punya pacar serasa gak punya
pacar.
Ini
gue ambil beberapa sample orang jelek. Tolong, jangan dikira ini hewan yang
lepas atau gue curi dari kebun binatang. Ini juga bukan jenglot!
Maaf
banget, gue khilaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar