Oke, mari kita menghindari topik yang berkaitan dengan hal-hal yang sudah lewat. Pasalnya gini, seberapapun kita menyesali masa lalu, kita juga ga bisa memperbaikinya. Lebih baik ambil sisi positifnya, perbaiki yang salah, terapkan untuk masa depan. Gitu kira-kira yang sering dibilang sama orang, salah, khilaf, kurang, dan lebihnya mohon dimaafkan. Apalagi kalo topik sudah memasuki hal-hal yang berbau mantan, naudzubillah. Mending dihindari aja, sebelum terjebak sama masa lalu dan tak tahu arah jalan pulang. Mending jangan deh, suram.
Nah, dari kemaren aku sama Papa punya planning pengen ke dokter kontrol apa gitu--ga tau juga, plus sekalian mengunjungi Alfaro keponakan yang paling kecil, imut,
Film ini menceritakan; sebuah keluarga kecil; Henry, Maria, dengan anaknya Lucas, Simon, dan Thomas yang sedang berlibur di Thailand dan tiba-tiba mereka harus dihadapkan pada sebuah bencana Tsunami yang maha dahsyat.
Pokoknya, film ini mengajarkan bagaimana anggota keluarga harus saling menguatkan, memperjuangkan, mencari, mencintai, setia, saling melengkapi, melindungi, dan saling ada satu sama lain disaat sebuah musibah tengah menimpa mereka, menyentuh banget. The best family movie i've ever watched!
Awalnya ga sengaja juga pindah channel secara acak, taunya ketemu film yang ada tsunaminya gitu. Pas papah lewat, taunya dia bilang. "itu filmnya rame Mir." yaudah deh, nonton sama-sama. Makin lama filmnya makin bikin tegang, bikin terharu, sampai klimaksnya ya mewek. Udah lupa kalo papa lagi duduk disamping, pas ditengok beliau malah bilang, "bisa nangis juga ya?" dengan muka anteng. Kampreeet, jangankan nonton film, denger lagu galau aja bisa nangis. Dan saking excitednya sama filmnya, searching random dan baru tau itu based on true story, tambah meweeeek. Hikseeuuuu. Ternyata ada ya keluarga dengan cinta sesempurna itu. *sedot ingus*
Jadi kepengen deh punya keluarga seperti itu, yang hubungannya bukan berdasarkan belaian semata melainkan lebih pada hubungan dengan kebutuhan moril batiniah yang membuat nyaman, tentram, dan terasa aman. Hubungan yang bukan berdasarkan havefun semata, bisa aja sih senang-senang, tapi ya gitu deh. saling melengkapi, menguatkan, ada satu sama lain, pokoknya oke banget.
Dan gara-gara film itu, papa ga jadi minta temenin, malah pergi berduaan sama mama. Aku? Jadi baby sitternya Alfaro seharian hikkksseeeuu.
You've better check this film out!
Film ini diangkat dari sebuah kisah nyata dari keluarga Quique yang berasal dari Spanyol namun tinggal dan bekerja di Jepang . Ketika itu mereka sedang berlibur untuk merayakan hari Natal dan Tahun Baru di Thailand. Disutradarai oleh Juan Antonio Bayona dengan pemain-pemain handal yaituEwan McGregor, Naomi Watts dan Tom Holland. Ide dasar pembuatan film ini karena mendengar dari radio mengenai kisah perjuangan hidup keluarga tersebut.
Henry Bennet (Ewan McGregor) beserta istrinya Maria (Naomi Watts) dan anak-anaknya Lucas (Tom Hollland), Thomas (Samuel Joslin) dan Simon (Oaklee Pendergast) sedang berwisata ke Thailand. Mereka menginap di Orchid Resort Beach di daerah Khao Lak Thailand yang merupakan penginapan di pinggir pantai dengan view lautan lepas. Pemandangannya indah dengan suasana yang tropis termasuk kehidupan bawah lautnya yang mempesona.
Hari Natal dirayakan dengan indah oleh keluarga tersebut. Sang ayah membagi-bagikan hadiah kepada anak-anaknya, bercengkrama dan bermain dengan riang gembiranya. Namun kebahagiaan itu berubah seratus delapan puluh derajat menjadi penderitaan keesokannya harinya. Pada saat mereka sedang santai di sekitar kolam renang tiba-tiba malapetaka itu datang. Angin berhembus cukup kencang, burung-burung beterbangan melarikan diri, butir-butir air terasa bercampur dengan angin, getaran-getaran bumi terasa pada dinding kaca. Air laut yang menderu-deru dengan gelombang yang tinggi menghempas daratan. Pohon kelapa satu persatu tumbang digerus oleh air pasang tersebut. Penginapan itupun dihajar oleh air laut, kaca-kaca pecah berantakan, meja kursi menjadi hancur lebur dan orang-orang pada hanyut tersapu oleh air laut.
Maria berjuang untuk tidak tenggelam dalam pusaran air yang tinggi. Tubuhnya mengalami banyak luka karena terbentur dengan benda-benda lainnya yang ikut hanyut terbawa air laut. Lucas, anak yang paling besar juga harus melawan ganasnya air. Akhirnya mereka berdua bisa selamat dengan cara menaiki kasur yang kebetulan melintas didepannya. Mereka terdampar cukup jauh. Kerusakan terjadi dimana-mana dan tidak ada orang yang dapat membantu. Banyak korban yang tidak selamat.
Maria mendengar suara rintihan dari seorang anak kecil dan ingin menolongnya. Namun Lucas menganggap tidak perlu karena keadaan diri mereka sendiri juga perlu ditolong. Perang batin antara mencari anak tersebut atau meneruskan perjalanan menjadi suatu beban psikologis. Akhirnya Maria yang mengalami luka di dada dan paha, memutuskan untuk mencari asal suara itu dan berhasil menemukannya. Anak tersebut bernama Daniel (Johan Sundberg). Kini mereka bertiga berjalan untuk mendapatkan pertolongan. Capek, lelah dan letih karena tidak ada siapa-siapa, merekapun memutuskan untuk beristirahat disebuah pohon yang besar. Bagi Maria yang luka-luka hal itu tidak mudah dan butuh perjuangan untuk bisa naik ke pohon tersebut.
Akhirnya mereka mendengar suara sayup-sayup jejak langkah kaki manusia dan merekapun berteriak memberikan tanda meminta pertolongan. Benar ada dua orang lokal penduduk desa datang dan memberikan pertolongan. Mereka dibawa ke desa terdekat dan setelah itu diangkut dengan mobil ke rumah sakit karena luka-luka Maria yang cukup parah. Sayangnya keberadaan Daniel terlupakan dan tertinggal di desa sehingga tidak ikut dalam mobil.
Tiba di rumah sakit sudah begitu banyak korban lainnya sampai-sampai halamanpun dijadikan tempat untuk merawat pasien dengan tenda-tenda darurat. Lucas yang selalu mendampingi ibunya berusaha membantu orang-orang untuk mencari anak atau familinya yang hilang di sepuran rumah sakit. Situasi rumah sakit yang begitu luas dan jumlah korban yang begitu banyak sehingga cukup sulit untuk mencarinya. Akhirnya Lucas berhasil mempertemukan seorang ayah dan anaknya yang menjadi korban. Disamping itu Lucas juga melihat Daniel yang hilang sudah bertemu dengan ayahnya. Lucas merasa bahagia.
Namun perasaan itu hanya sebentar karena saat kembali ke tempat ibunya ternyata ranjangnya sudah kosong dan ibunya tidak ada. Dokter yang ada mengisyaratkan bahwa ibunya sudah meninggal dan membawa Lucas pada penampungan anak-anak yang hilang atau tanpa keluarga. Sedih dan kesal karena tidak mendampingi terus sang ibu terutama pada saat-saat akhirnya. Pengurus penampungan memberikan barang-barang peninggalan almarhum seperti cincin dan jam tangan. Tetapi Lucas tidak mengenalinya. Dokter sadar bahwa ada yang salah. Ternyata catatan rekam medis ibunya tertukar dengan orang lain dan ibunya dikira bernama Muriel Barnes. Dan Muriel inilah sebenarnya yang meninggal dunia. Maria ternyata berada di ruang bedah untuk operasi luka di dadanya ketika Lucas mencarinya. Sekarang Lucas sudah bertemu dengan ibunya yang sedang lemah kondisinya.
Henry ternyata juga selamat dalam kejadian Tsunami tersebut walaupun terpisah satu dengan yang lain. Thomas dan Simon juga selamat dengan cara berpegangan pada pohon. Henry kembali ke penginapan Orchid dan menemukan kedua anaknya yang sudah ditolong oleh orang lain. Henry memutuskan untuk tetap mencari Maria dan Lucas di sekitar penginapan sedangkan Thomas dan Simon dititipkan ke orang lain untuk menuju ke pegunungan.
Pencarian Henry dilanjutkan ke rumah sakit-rumah sakit dan pada saat itu dia melihat orang yang dititipi Thomas dan Simon tapi tidak melihat Thomas dan Simon bersamanya. Orang itu mengatakan bahwa anak-anak dipisahkan dengan orang dewasa oleh petugas dan tidak tahu dibawa kemana. Thomas dan Simon berada dalam truk yang berisi anak-anak korban Tsunami. Secara kebetulan Simon ingin kencing dan keluar dari truk. Secara kebetulan mereka melihat Lucas dan Lucas juga melihat ayahnya. Jadilah keempatnya bertemu dengan suasana haru.
Mereka berempat akhirnya bertemu dengan Maria yang dalam keadaan lemah. Akhirnya dokter memutuskan untuk mengoperasi pahanya yang luka parah. Operasi berhasil dan Maria melanjutkan perawatannya di Singapura.
Film ini menyajikan suasana bencana secara wajar dan tidak berlebihan sehingga tidak banyak spesial efek yang tampak secara animasi. Semuanya tampil alami. Keadaan banjir ditampilkan secara sederhana dan tidak berlebihan namun hasilnya sudah cukup membuat penonton bergidik dan ngeri. Didukung oleh cerita yang sederhana yang tidak menjadikan seseorang sebagai “pahlawan” melainkan menjadi seseorang yang humanis. Sang sutradara mampu membuat semua pemain tampil maksimal dan alami., tidak ada kesan dibuat-buat. Penonton melihat film ini seperti kejadian yang sebenarnya.
Kelemahannya adalah pada beberapa percakapan bahasa Thailand tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Sehingga penonton akan kesulitan mengartikan apa yang diucapkan oleh orang tersebut. Alangkah baiknya bila ada terjemahannya sehingga penonton memahami apa yang diucapkannya.
Naomi Watts bermain dengan cemerlang. Wajahnya yang merasakan ketakutan, kepedihan dan kesakitan dapat diekspresikan dengan baik. Ditambah dengan tata rias wajah dan busana yang menunjukkan karakternya benar-benar dapat dijiwainya. Ewan McGregor juga bermain dengan apik sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab untuk mencari keluarganya yang tercerai berai. Adegan menangisnya pada saat menelpon sangat mengharukan dan patut diacungi jempol. Dia mampu menggugah sisi emotionalnya dan menampilkannya kepada penonton. Yang tak kalah menarik adalah penampilan dari aktor muda Tom Holland yang bermain polos seolah-olah tanpa beban. Dia tahu apa yang harus diucapkan dan diekspresikan sehingga hasilnya begitu mengesankan. Penulis sangat merekomendasikan untuk menonton film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar